Me

Me
Random

Sonntag, 22. Januar 2012

Terima kasih, Sahabat. . .


Secerah mentari  yang menyingsing pagi……
Seindah belaian katulistiwa yang memancar………
Seelok gelora kasih yang bersemayam direlung hati……….
Seindah persahabatan yang telah kita jalin…….

Tuhan telah  menyatukan kita bukan semata
Kebetulan saja, tetapi kita disatukan karena cintaNya
Layaknya keluarga yang saling berangkulan
Tanpa mengenal jarak, ruang dan waktu
Dan gerbang impian ada di depan mata kita
Aku harap kamu merajut benang jalan terbaik
Dan sebuah keberkahan meridhoi hidupmu

sahabat adalah tetesan embun pagi
yang jatuh membasahi kegersangan hati
hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari
dalam kesejukan

Sahabat seperti bintang gemintang malam di angkasa raya
yang menemani kesendirian rembulan yang berduka
hingga mampu menerangi gulita semesta
dalam kebersamaan

Sahabatku bagaikan pohon rindang dengan seribu dahan
yang memayungi dari terik matahari yang tak tertahankan
hingga mampu memberikan keteduhan
dalam kedamaian

Wahai angin pengembara
kabarkanlah kepadaku tentang dirinya
jikalau memang jarak mata kita memandang telah jauh

Sahabatku adalah kumpulan mata air dari telaga suci
yang jernih mengalir tiada henti
hingga mampu menghapuskan rasa dahaga diri
dalam kesegaran

Sahabatku bagaikan derasnya hujan yang turun
yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu menahun
hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaun
dalam kesucian

Sahabatku sebagai untaian intan permata
yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara
hingga mampu menebar pesona jiwa
dalam keindahan

Wahai burung duta suara
ceritakanlah kepadaku tentang dirinya
jikalau kita telah sulit untuk bertatap muka



Sahabatku ku,
Jika ada saudaraku yang lain diantara kakak dan adikku itu pastilah kau

Kawan…
Jika suatu saat semua tlah beranjak pergi dari rumah kita,
 Dapatkah kita bersama-sama berdebat soal bulan lagi?
Akan kah kita dapat berlomba memacu perahu lagi?
Dapatkah memory 3 tahun itu terulang lagi?
Entahlah… hanya waktu yang bisa menjawab Semua itu
Aku hanya bisa berdoa dan berharap agar kelak, kita bisa bersama – sama kembali
dengan semua celothehan kisah kasih kita di bangku sekolah

Ingatkah Dirimu sahabat,
disaat Kita pernah menghempas tangis bersama
Bertindih susah bersama
Bermandi keringat tanpa jeda
dan tak pernah hiraukan waktu

Sahabat Tahukah kau?
Kesedihan yang nampak di raut mukamu
Adalah kepedihan terdalamku
Ketidak ramahan dirimu adalah penyobek hatiku,
Bahwa segala luka yang menyobek hatimu
Adalah pisau yang mengalir deras di setiap tetes darahku

Saudara ku
Kita pernah bersama-sama menyusuri indahnya deraian ombak
untuk menggapai sebuah mimpi mimpi kita,
untuk membuat jejak – jejak mimpi yang ada didalam angan-angan kita
dan mempunyai tekad! semangat!  yang kuat untuk meraih segalanya
tuk menggapai semua cita – cita yang tak bisa terangkai dalam kata-kata

yakinlah selalu sobat,
Walau raga tak lagi bersama
walau tangan tak dapat berjabat
walau mata tak dapat menatap
Tapi perpisahan ini bukan akhir dari segalanya
Namun semua ini harus kita jalani
Dan aku percaya.. bahkan kamu pun percaya
bahwa  kelak kita kan bersua lagi, dengan mengulang kisah-kisah kita kini.

Sahabat, ingatkah kau?
Dikala kita sering bercanda,
tertawa bersama
Bercerita, dua jam lebih dekat
bahkan sampai Terharu, karena unek-unek yang menilai diri kita
dan  Menangis, hanya karena ego kita masing2
Kecewa karena berpikir tak bisa satu hati lagi
dan Berpanas ceria dikala terik
Namun, sekarang semua itu bisa kita mengerti. bisa kita pahami, tentang sikap kita masing2…

Tahukah kao sobat?
Bahwa secercah tawa yang dulu slalu menghiasi wajahmu
mungkin akan sulit kulihat lagi
Kebanggaan dalam tali hati antara kau dan aku
Kini mulai renggang karena jarang tuk bersama
Padahal aku rapuh tanpa tanganmu
Aku ingin kalian selalu menjaga dan melindungiku

Sobat …
Sebuah celotehan yang pernah kudapat bila kusalah
Sebuah bimbingan yang selalu merangkulku bila kulemah
Kini tak akan pernah kudapati lagi
Kemana aku harus mencari itu semua?

Teman…
Maafkan diri ini bila ku salah
Meski kita harus hidup terhalangi jarak
Bagiku kau selalu ada dalam hatiku
Karena kau adalah sahabatku
Dari dulu dan sampai kapan pun

Semua kenangan bersamamu tak akan pernah sirna
meski beribu kisah datang
kenangan akan tetap abadi tersimpan dalam benak kita
dan terukir dalam hatiku
dirimu menyatu dalam darahku
mengerti setiap gundahku
kau hapus dengan tawa riangmu
sobatku….
pelangi hadir mewarnai langkah kita
meski kadang tak seindah mentari pagi
namun warnanya tak pernah pudar

tahukah kao sobat?
bulan mungkin akan kehilangan bintang
sama halnya dengan ku
tak pernah ku sangka secepat itu kalian pergi
 Aku mohon, teman, jikalau kalian telah mempunyai teman baru
mungkin lebih sempurna dariku
Tolong jangan lupakan aku, dan melupakan semua kenangan kita…

mungkin saja di tanah baru nanti, aku tak bisa mencari teman sepertimu, jikalau bisa, mungkin itu sulit…
Dan… mungkin aku tak akan ceria tanpa dirimu bahkan aku bisa gersang tanpa mu…
sobat
dapatkah kau temani aku dalam mimpiku?
agar tiada lagi lara hati disini
walau itu tak akan mungkin
tapi aku akan selalu berharap . . .




Aku dan dia bukan teman lagi :'(

Pagi itu, entah kenapa rasa yang tadinya bahagia, sukma dan kalbu yang tadinya besahabat, tiba-tiba pudar, hanya gara gara "Kamu dan Dia bukan teman lagi." WOW..... gillaaaa! That's make me shock! Oh GOD. What should I do? You know? Huhuhu Tadinya, Oke aku mau berteman dengan dia. Tapi dapatkah kalian mengerti? bahwa aku juga sakit hati? Sakit hati karena terlalu dipermainkan, sakit hati karena kamu juga sering membutuhkan aku hanya sesaat. Sakit hati karena kamu pernah membuat aku menangis. Tangisan yang pernah menetes di pipiku ini, rasanya bagaikan hati diikat dengan tali dari negeri sakura. Begitu erat. Begitu sakit dan perih. Walau aku menagis dan menjerit namun dia tak akan pernah tau betapa sakitnya aku yang terlalu dilindungi. bahkan lebih dari di lindungi. Aku tahu, dia baik denganku, tapi aku merasa dia terlalu #protektif dan t e r l a l u baik sama aku.  Tuhaaaannnn, aku pengen berteman dengan dia lagi. Tapi dengan cara yang berbeda. Bukan rasa s a k i t yang kurasa, tapi Kebahagiaan yang indah tuhan, :') Aku ga mau terluka lagi, aku terlalu mencintainya sebagai teman, dan kakak dalam hidupku. Walau aku pernah terluka karenanya. Namun, aku tak sanggup jika hidup tanpa mereka, dan khususnya dia, sang penyemangatku :')