Me

Me
Random

Samstag, 25. Mai 2013

Love with the distance :')


"Hi! Guten Abend. Wie geht's dir? 
Natürlich, Ich vermisse dich so sehr aber ich denke dass du ignorierst mich. 
Verstehest du? 
Es ist so krank, schatz. 
Und manchmals du machst mein Herz Gebrochen." 

Keputusan yang aku buat untuk move on dari kamu ternyata gagal. Tapi bagaimana jika hubungan ini kita lanjutkan? Bahkan tanpa ada komunikasi diantara jarak yang membentang ini? Aku sadar bahwa memang karena keadaan yang tidak mengizinkan komunikasi itu ada. Tapi tahukah kau? disini aku juga rindu dan hal itu seperti kau abaikan karena kesibukkanmu sekolah disana. Sadarkah kau? Akhir-akhir ini aku juga ingin kamu pulang dan bertemu denganmu, tapi justru seakan kau tak peduli. Lalu, bagaimana dengan hal itu? apakah hubungan yang jauh ini bener bener bisa dipertahankan? 

Memang benar, masa saat ini sangat berbeda dengan dua tahun lalu ketika kamu masih disini. Mungkin kamu juga sudah lupa dengan rutinitas kita dulu. Mungkin kamu juga udah lupa dengan semua celotehan itu. Mungkin kamu juga lupa dengan semua cerita dan kenangan kita dulu. Ya, aku masih ingat ketika kamu menelpon atau menghubungi aku disaat kita berjuang keras untuk menghadapi ujian kelulusan di bangku putih biru tua saat itu. Kau bercerita banyak hal tentang hari ini dan hari esok bahkan aku tak pernah bosan mendengarkanmu. Karena kamu begitu indah untukku. Dan tentunya tentang hal hal seperti itu, benar benar aku rindu khususnya ketika kamu menelepon aku. karena hal itu, bagaikan kamu selalu ada disampingku.

Tapi sayangnya, rutinitas dan kenangan manis itu nggak bisa erulangi lagi saat ini, karena kamu telah berada di kota yang jauh disana, dan terbentang jarak yang nggak bisa tertembus oleh mata. Jujur aja, diawal kamu pergi buat sekolah disana aku bangga tapi juga diiringi rasa sakit, karena harus rela buat tertatih mempertahankan kamu dengan jarak yang begitu jauh membentang.

Dari pertemuan terakhir sampai saat ini, aku selalu menunggu kabarmu. tapi entahlah, karena menunggu kabar darimu itu seperti sia-sia. Tentu saja, hal itu karena faktor X (read : keadaan) yang tak mengizinkan adanya komunikasi, bahkan komunikasi dalam dunia maya sekalipun. Tapi tenang aja, karena selama ini aku percaya,  pasti disana kamu baik baik aja dan aku selalu berpikir positif untuk hal itu. Aku tahu karena kamu mungkin masih tenggelam dengan miliaran kesibukan kamu disana, dan aku sadar akan hal itu. Walaupun aku tahu jarak ini memang sakit dan perih. Tapi aku nggak papa . . . .


Coretan kecilku
 Long Distance Relationship
-karya imajinasiku-
hanya fantasi dari hati


ditengah kota kecil bersenyum
 18:57
(Verona, Italy Time)

@faridaamaliaa




Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen

Hinweis: Nur ein Mitglied dieses Blogs kann Kommentare posten.